Produsen kaca film asal Jepang ICE-µ merilis produk bertajuk Rikeguard. Pelapis bukan hanya berfungsi menghalau panas. Teknologi anyarnya diklaim mampu menekan laju pertumbuhan virus dan bakteri pada permukaan kaca, hingga tingkat 99,9 persen. Rikeguard sudah tersedia di Tanah Air dengan harga Rp 2,5 juta – Rp 3,5 jutaan tergantung ukuran mobil.

“Kompetensi Riken Technos Corporation (Pemilik baru merek ICE-µ) dalam inovasi kaca film telah menghasilkan produk yang terbukti secara efektif mampu menonaktifkan virus dan bakteri di kaca film kendaraan. Teknologi ini membuat pengalaman berkendara lebih aman dan nyaman untuk Anda dan keluarga,” ujar Andi Setiawan, Presiden Direktur PT Global Auto International, agen pemegang merek ICE-µ Premium Window Film, dalam siaran virtual (8/10).

Soal virus dan bakteri, apalagi dalam situasi pandemi, menjadi momok menakutkan bagi banyak orang. Terutama ketika perlu menyentuh permukaan barang berbahan kaca, logam, serta barang keras lain. Lantaran risiko tertular melalui droplet. Lantas produk yang telah dikembangkan sejak 2018 ini menawarkan solusi lewat mitigasi di kaca mobil.

kaca film rikeguard

“Virus dapat hidup lebih lama pada permukaan yang licin. Seperti kaca dan logam, bahkan di layar ponsel pintar serta kaca mobil dapat mencapai 120 jam. Lapisan kaca film Rikeguard menggunakan agen antivirus yang menarik virus dan bakteri bermuatan negatif. Agen antivirus bermuatan positif bereaksi melalui kelembaban di udara untuk menghasilkan oksigen aktif. Kemudian, daya oksidasi yang tinggi dari oksigen aktif menghancurkan selubung pelindung mikroba. Virus dan bakteri dinetralkan dalam proses ini, menjadikannya rentan dan tidak aktif,” tambah Arta Alfatha, Brand Manager PT Global Auto International.

Perihal jenis virus serta basil yang bisa ditangkas, dalam presentasi Arta memaparkan bahwa senyawa lapisan film mampu menangkal dua jenis sekaligus. Adalah mikroba dengan kategori beramplop, maupun tidak beramplop. Sekaligus mengartikan turut menonreaktifkan Covid-19.

“Rikeguard ini anti-virusnya berfungsi untuk menonaktifkan virus ber-envelope dan tidak ber-envelope. Untuk yang envelope semacam flu, infeksi saluran pernafasan, Sars, kurang lebih seperti itu. Yang tidak berenvelope, seperti diare, penyakit pernafasan bulu kucing dan sebagainya. Keduanya dapat dinonaktifkan oleh produk kami sampai 99,9 persen,” katanya dalam siaran virtual.

Dalam sesi tanya jawab, Arta baru menjawab mengenai efektivitas menekan laju virus yang saat ini sedang mewabah. Dikatakan bahwa Covid-19 masuk dalam kategori virus beramplop. Mengartikan turut dapat ditangkal lapisan film sama seperti jenis lain.

pemasangan kaca film

“Seperti presentasi sebelumnya, lapisan efektif menekan virus ber-envelope maupun tidak. Dan virus Corona, merupakan jenis ber-envelope. Sehingga dapat dinonaktifkan oleh kaca film Rikeguard juga sampai tingkat 99,9 persen,” menurut klaim Arta.

Pernyataan soal kinerja menekan pertumbuhan ragam mikro organisme berbahaya dari senyawa lapisan kaca diperkuat oleh sertifikasi SIAA (Society of International Sustaining Growth for Antimicrobial Articles). Menurut mereka, ICE-µ Rikeguard jadi satu-satunya film transparan di dunia mengantongi sertifikasi fungsi anti-virus dan bakteri. SIAA sendiri merupakan lembaga pengujian anti-mikroba dikelola berdasarkan pedoman Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang.

Di samping memamerkan teknologi anyar lapisan film, fungsi utama Rikeguard sebagai penghalau panas juga ditingkatkan. Material film bukan dibuat dari metal. Karena itu ia mampu menahan panas masuk ke dalam kabin secara optimal. Secara bersamaan tak bakal mengganggu sinyal remote, gawai, maupun barang elektronik lain. Selayaknya kaca film masa kini. Dan untuk ketahanan, klaimnya Rikeguard mampu bertahan sampai 10 tahun.

“Garansi yang kami berikan sebetulnya lima tahun. Tapi, anti-virus bisa bertahan sampai 10 tahun. Dengan catatan penggunaan yang normal. Perawatannya juga mudah. Semisal ada kotoran atau droplet dari bersin, tingga lap pakai kain microfiber dengan air hangat. Tapi alkohol yang bersifat sangat keras tak bisa digunakan. Cukup dengan kain dan dilap saja,” tutup Arta dalam sesi tanya jawab siaran virtual. (Hlm/Odi)

Sumber : zigwheels.co.id